ADA BENANG TIPIS YANG MENJADI PEMBATAS ANTARA HARAPAN DAN KEKECEWAAN

Ilustrasi
(Sumber: pidmedia.net)

Jangan sekali-kali menggantungkan harapan pada manusia, karena ujungnya sudah dapat ditebak, kecewa.

Tabik...

Sudah terlampau banyak quotes-quotes dari para cendikiawan yang saya dengar berkaitan dengan yang namanya harapan. Dan hampir semua mengatakan bahwa berharap kepada manusia hanya akan menciptakan sebuah kekecewaan.

Saya atau kita semua mungkin mengetahui bahkan meyakini bahwa memang sepatutnya kita menyadarkan harapan kepada Tuhan, bukan kepada manusia.

Faktanya, (based on true story) yang namanya harapan muncul ketika kita melihat adanya jalan yang kita yakini sebagai sebuah kesempatan. Ya benar, munculnya sebuah harapan tidak semata-mata karena diri sendiri, akan tetapi ada campur tangan dari pihak lain yang biasanya menjadi objek dari pengharapan tersebut.

Contoh ni yaa, gambarin aja kalian berada pada suatu keadaan dimana lagi scroll ig tiba-tiba liat cewek cantik iseng-iseng yakan di follow. Nah kebanyakan, gak semua cuma kebanyakan cowok pasti bakal beraniin DM itu cewe (biasa tebar jala).
"Kalo dibalas ya syukur, kalo nggak pun ya gapapa, orang cuma iseng kok." Gumamnya.

Petaka tiba ketika, "triing...." (Suara notif ig), terlihat sebuah pesan pop-up dilayar hp yang menunjukkan ada seseorang yang mengirim sebuah direct massage. "Pasti cewek yang tadi." Ujarnya dalan hati. Dan benar saja, sekarang nampak dilayar hp sebuah balasan dari keisengan tadi. Kalo sudah begini 'kebanyakan' cowok pasti bakal ngajak kenalan, ngobrolin ini, itu, iti dan inu. Kalo udah lancar biasanya 'kebanyakan' cowok akan minta nomor WA.

Tar dulu, saya jelasin kenapa saya banyak memakai kata 'KEBANYAKAN', karena mungkin tidak semua seperti itu akan tetapi berdasarkan rata-rata teman saya yaa seperti itu. Jadi untuk mengantisipasi adanya protes dari para goodboy ya saya menggunakan kata 'KEBANYAKAN' karena saya tidak suka meng-generalisasi suatu kelompok jenis kelamin berdasarkan pengalaman sendiri, seperti 'KEBANYAKAN' para kaum hawa....

Oke lanjut...

Setelah asyik dan nyaman chatingan, ngajak ketemu, ngajak jalan, nonton, jadian, ena-ena tinggalin deh hahaha. Gak deng itu mah siklusnya para fakboy... Hahaha

Setelah jalan beberapa kali, mulai saling ngasih perhatian, saling curhat dan semakin dekat semakin nyaman dan DDDUAARRRR memey (ceritanya suara ledakan). Oke galucu bsgd, lanjut....

Kalo udah gitu, muncul sedikit perasaan dalam hati kita, "nih cewek lumayan ngerespon juga, cantik, baik, perhatian, kesempatan nih." Gumamnya dalam hati.

Disini nih biasanya awal mula munculnya harapan yang kalo dibiarkan lama-lama bisa tambah gede. Dan biasanya cewek bangke kayak gini kalo ditembak paling jawab gini "udah jalanin aja dulu, status itu gapenting asalkan ada komitmen diantara kita." Jawabnya sembari melemparkan senyum.  Hahahaha eek lah....

Nah kalo udah gitu, kita kan ngerasa udah pacaran yaa, cuma gak punya tanggal jadian doang. Dan biasanya 'kebanyakan' cowok akan dengan bangga bilang sama temennya yang pacaran 'secara resmi' (punya tanggal jadian) "gua mah status gapenting, yang penting mah komitmen, saling percaya, saling ngejaga hati sama perasaan." Ujarnya jumawa. Padahal secara tidak sadar di lagi narik tambang yang tergantung dan mencengkram lehernya.

Makin lama seiring harapan dan perasaan semakin besar, dia mulai sering gabales kalo di chat, diajak jalan bilangnya sibuk banyak tugas atau banyak kerjaan, jarang keliahatan updat instastory (belakangan ketahuan kalo dia nge-hide instastorynya dari saya) dan "triiing...." Dia menghilang....

Bangke malah curhat hahahah....

Berdasarkan pengalaman saya yang memang sering menelan kepahitan akibat seringnya menggantungkan harapan pada orang lain, hal itu akan sedikit mengikis kepercayaan kita pada makna sebuah ketulusan. Yang pada akhirnya kita akan lebih memilih dan nyaman untuk sembunyi dalam sebuah kesunyian supaya tak terjangkau dari perhatian.

Buat kalian yang juga ngalamin hal seperti itu, satu pesan dari saya "Tolooollllll, katanya sering baca quotes tapi tetep aja bego."

Hahahaha

Oke mungkin untuk saat ini dicukupkan saja sampai disini. Ohiya, hal yang mendasari saya nulis ini adalah, saya sedang menyadari ketololan saya sendiri yang belum lama dikecewakan harapan dan barusan juga nyaris begitu.

Thx...



Comments

Popular posts from this blog

JAKARTA, BUKAN CUMA PERSOALAN WILAYAH (Point Of View Mahasiswa Rantau)

BELAJAR PERIHAL TUJUAN HIDUP DAN KEGAGALAN DARI ANAK KECIL DAN HUJAN

CURHAT SEORANG ANAK ‘KORBAN’ BROKEN HOME